
Dengan adanya musyawarah rembuk stunting ini para sektor dapat saling bersinergi dalam pencegahan stunting di kampung biduk-biduk melalui posyandu. Narasumber menyapaikan materi mengenai stunting, penyebabnya faktor yang mempengaruhi yang Pemaparan Rembuk stunting, kondisi gagal tumbuh. Analisis penyebab stunting teridiri dari Asupan gizi dan infeksi penyakit dimana asupan gizi yang kurang dapat menyebabkan gizi kurang, BB kurang, Balita T, dan BBLR . dinamana Masalah ini dapat terjadi karena selama kehamilan, pola asuh tidak tepat, dan orang tua mencari jalan pintas dalam menangani balita. Selain asupan gizi penyebab stunting juga dari Infeksi/penyakit yang terjadi karena perilaku hidup bersih tidak diterapkan dan masyarakat belum mampu memenuhi syarat rumat sehat, Asap rokok, penanganan anak sakit tidak cepat, pengetahuan terbatas, serta masyarakat berpengetahuan tetapi kurang memiliki kesadaran.
Kondisi stunting Kampung Biduk-Biduk turun per-bulan Februari 2025 mengalami penurunan menjadi 16,7% dari data stunting Juni 2024 yang berjumlah 18.2%. Alasan dipakainya data bulan Juni 2024 dikarena pada bulan tersebut diadakan konvergensi stunting sehingga mencapai target mendekati 100%. Adapun penurunan angka stunting ini belum mencapai target nasional di tahun 2024 yaitu sebesar 14%. Laporan data bayi/balita dan Bumil Desember tahun 2024 yang memiliki masalah gizi antara lain Balita T sebanyak 62 orang, Gizi kurang sebanyak 17 orang, BB kurang sebanyak 35 bayi/balita, BBLR sebesar 14.3%, Bumil KEK sebanyak 7 orang, serta Bumil Anemi orang 6 orang. Dimana bayi BBLR nanti otomatis akan masuk stunting dikarenakan berat badan yang dibawah standar.
Intevensi lintas sektor yang diajukan oleh pihak puskesmas antara lain melakukan perilaku hidup bersih berupa kampanye PHBS ditingkat RT bersama dengan pelaksanaan Germas, kampanye sanitasi bersih, membentuk satuan kerja per RT dalam pemantauan jentik nyamuk, kampanye kesehatan sejak dini melalui Saka Bakti Husada. mengatasi Asap rokok baik langsung/tidak langsung dapat dilakukan untuk dengan cara melakukan sosialisasi tentang bahaya asap rokok bersamaan dengan penyuluhan PTM dan penegasan kawasan tanpa rokok di tempat pelayanan publik. Mengatasi anak sakit tidak cepat antara lain yaitu skrining kesehatan di posyandu siklus hidup (ILP), memobilitasi masyarakat ke posyandu siklus hidup (ILP), peningkatan kapasitas kader dalam melakukan skrining kesehatan dan edukasi dalam mendukung posyandu siklus hidup. Penanganan anak sakit tidak sehat, pola asuh tidak tepat, orang tua mencari jalan pintas dalam menangani balita. Penangan pola asuh tidak tepat seperti orang tua mencari jalan pintas dalam menangani balita dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan kesadaran orang tua tentang pola asuh anak melalui kelas “orang tua cerdas” yang berkolaborasi dengan kelas balita, meningkatkan kapasitas kader dalam pemberian edukasi, demo praktek PMT bergizi sesuai usia, dan praktek simulasi balita cerdas.
Daftar usulan program/kegiatan pencegahan stunting di kampung biduk-biduk yaitu :
- Pengaktifkan pendampingan babinsa dan bhabinkatibmas bersama Ketua RT dalam penjemputan Bayi/Balita
- Pemberian reward/doorprise kepada bayi/balita
- Penambahan fasilitas pengukuran badan antropometri yang efesian dan efektif dengan spesifikasi yang sesuai. Serta pengadaan beterai tinmbangan digital
- Pelatihan perhitungan jentik nyamuk rumah tangga
- Pengadaan kegiatan GERMAS
- Penyuluhan mengenai makanan bergizi bagi ibu bayi/balita
- Edukasi pasangan dalam kesiapan kehamilan, Kerjasama dalam penyajian menu disajikan di kantin sekolah
- Kerjasama dalam penyajian menu disajikan di kantin sekolah
- Pemberian PMT untuk Bumil KEK
- Praktek simulasi balita cerdas.